Karena semangat lillah, kau tak kan pernah patah...

Kamis, 14 Januari 2016

METODOLOGI PENAFSIRAN


A.    PENDAHULUAN
            Alhamdulillaah. Segala puji hanya bagi Allah, Rabb semesta alam. Kepadanya kita meminta pertolongan, ampunan, taubat. Kita berlinduung kepada Allah dari kejelekan pada diri kita dan kejelekan amal perbuatan kita. Barangsiapa yang Allah berikan petunjuk kepadanya, maka tidak ada satupun yang dapat  menyesatkannya. Dan barangsiapa yang Allah sesatkan, maka tidak ada seorang pun yang bisa memberikan petunjuk kepadanya. Aku bersaksi tiada ilah yang berhak disembah kecuali Allah dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah.
            Di era modern ini, informasi dengan mudahnya kita dapatkan. Bahkan adanya “mbah google” dengan “klik” semua di depan mata. Diantaranya sudah banyak menjamur kitab-kitab tafsir. Mulai yang paling banyak jilidnya sampai yang paling tipis sekalipun. Namun, seringkali kita para pencari ilmu tidak mengetahui perbedaan antara satu kitab dengan lainnya. Terlebih dalam metode penafsirannya.
            Makalah yang akan penulis bahas disini adalah tentang metodologi penafsiran. Yang penulis berharap dengan makalah ini dapat memudahkan para pencari ilmu mengetahui banyak buku-buku tafsir berikut metode penafsirannya.

B.     PENGERTIAN METODOLOGI PENAFSIRAN
            Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, metodologi adalah ilmu tentang metode. Yaitu cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yang dikehendaki.¹
            Kata ‘penafsiran’ menurut Al Mu’jam Al Wasith adalah
1.    Secara etimologi :
          Tafsir itu sendiri adalah mashdar dari kata (  فَسَّرَ – يُفَسِّرُ - تَفْسِيْرًا)   yang artinya penjelasan.²
2.    Secara terminologi:
           Tafsir adalah cabang ilmu islam yang menjelaskan makna-makna Al Qur’an Al Karim dan menyingkap rahasia dibalik makna dan ketetapan dalam Al Qur’an.³

C.    METODOLOGI PENAFSIRAN
Dalam penafsiran Al Qur’an, ada beberapa istilah bahasa arab yang terkait dengan metode penafsiran yaitu  المنهج , الاتجاه,  dan الأسلوب أو الطريقة
Adapun yang dimaksud darinya adalah [1]
-          الاتجاه  adalah sesuatu yang menjadi tujuan para mufassir
-          المنهج  adalah pijakan atau landasan mufassir yang mengarah pada tujuan
-          الأسلوب أو الطريقة adalah metode yang dipakai para mufassir yang sesuai dengan manhaj mereka.
Untuk lebih jelasnya, seperti contoh dibawah ini :
“ Ada sekelompok jama’ah yang ingin bersafar ke sebuah kota ( اتجاه ). Pijakan (المنهج ) mereka menuju kota itu bermacam-macam. Ada yang berpijak untuk safar jalur  udara,  jalur laut, ataupun jalur laut. Cara (  الطريقة) mereka bersafar ada yang mampir di taman kota terlebih dahulu, ada yang mampir pasar dll yang pada akhirnya mereka semua akan sampai di kota tersebut.”
Aplikasi dalam tafsir seperti berikut.
Sekelompok mufassirin ingin menfasirkan ayat – ayat Al Qur’an yang bertemakan aqidah. Manhaj mereka  berbeda-beda. Ada yang berlandaskan ahlussunah yang disebut dengan manhaj as sunni, ada yang berlandaskan mu’tazilah, syi’ah, sufiyah. Karena mereka memiliki landasan yang berbeda berbeda, maka metodologi dan pemikiran mereka dalam menafsirkan pun juga berbeda-beda.
Diantara metode mereka ada yang memulai dengan menyampaikan nash terlebih dahulu, kemudian menjelaskan kosakatanya, kemudian menjelaskan makna setiap ayat secara global, kemudian mengeluarkan hukum setiap darinya, mengikut sertakan ayatnya satu demi satu dan menyusunnya dalam satu mushaf.
Ada pula dengan mengumpulkan ayat ayat yang membahas suatu tema. Kemudian para mufassir ada yang mengemukakan pendapatnya , kemudian dibandingkan, diambil pendapat yang rojih darinya. Kesemuanya itulah yang dimaksud dengan metodologi tafsir.
Metodologi  penafsiran menurut para mufassir ada empat macam, yaitu :
1.      Tafsir Tahlili ( Analisis )
2.      Tafsir Ijmali ( Global )
3.      Tafsir Muqoron ( Komparasi )
4.      Tafsir Maudhu’I ( Tematik )

1.    Tafsir Tahlili  (Analisis)

a.       Definisi
Adalah metode penafsiran ayat al-Qur'an yang disusun berdasarkan urutan mushaf dengan menjelaskan secara detail dan menyeluruh yang meliputi isi kandungan ayat al-Qur'an, hukum-hukum, Asbab an-Nuzulnya, balaghoh, munasabah, naskh mansukhnya, dan lain sebagainya.

b.      Karakteristik Tafsir Tahlili
1.    Metode yang banyak digunakan oleh  para mufassir terdahulu sampai sekarang.
2.    Menafsirkan ayat demi ayat dan surah demi surah secara berurutan dalam mushaf.
3.    Penjelasan mendetail dan paling banyak corak orientasi.
4.    Mufassir menjelaskan makna yang terkandung dalam ayat tersebut secara menyeluruh, baik dari segi I’rab, fiqih syari’at, asbabun nuzul, dsb.
5.    Dalam pmbahasannya memuat makna lafadz ijaz dan ithnab.
6.    Mufassir menafsirkan ayat-ayat melalui pendekatan bil ma’tsur / bir ro’yi

c.       Kitab-kitab tafsir dengan metode tahlili
Ø  Di antara kitab tafsir tahlili bil-ma’tsur adalah:
a.         Jami’ al-Bayan’an Ta’wil Ayi al-Qur’an karangan Ibn Jarir al-Thabari.
b.        Ma’alim  al-Tazil karangan al-Baghawi.
c.         Tafsir al-Qur’an al-’Azhim  karangan  Ibn Katsir.
d.        Ad-Durr  al-Mantsur fi al-tafsir bi al-Ma’tsur karangan al-Suyuthi.
Ø  Diantara tafsir tahlili bir-Ra’y adalah:
a.         Tafsir Lubāb al-ta’wīl fī ma‘ānī al-tanzīl karya Imam al-Khāzin.
b.        Anwar al-Tanzil wa Asrar al-Ta’wil karangan  al-Baydhawi.
c.         Al-Kasysyaf karangan al-Zamakhsyari.
d.        ’Arais al-Bayan fi Haqaiq al-Qur’an karangan al-Syirazi.
e.         At-Tafsir al-Kabir wa Mafatih al-Ghaib karangan al-Fakhr al-Razi.
f.         Madārik al-Tanzīl wa haqā’iq al-ta’wīl karya al-Nasafī.
g.        Al-Jawahir fi Tafsir al-Qur’an karangan Thanthawi Jauhari.
h.        Irshād al-‘aql al-Salīm ilā mazāya al-Kitāb al-karīm karya Abū Sa‘ūd.
i.          Tafsir al-Manar karangan Muhammad Rasyid Ridha dan lain-lain.

2.    Tafsir Ijmali ( Global )

a.       Definisi
Metode penafsiran ayat-ayat Al-Quran secara global dan ringkas sehingga dapat dipahami makna dan isi yang terkandung dalam ayat tersebut.
Tafsir ijmali disebut juga dengan “tarjamah ma’nawiyyah” yang menjelaskan makna global yang terkandung tanpa menjelaskan detailnya.

b.      Karakteristik tafsir ijmali
1.    Urutannya sesuai dengan urutan mushaf.
2.    Mufassir langsung menafsirkan ayat al-Qur’an dari awal sampai akhir tanpa perbandingan dan penetapan judul.
3.    Setiap surat dibagi menjadi kelompok-kelompok ayat, lalu ditafsirkan secara ringkas dan global.
4.    Sebagian lafal dari ayat menjadi pengait antara nash ayat dengan tafsirnya.
5.    Lafal dan bahasanya tidak jauh dari nash Al-Quran.
6.    Mufassir tidak banyak mengemukakan pendapat dan idenya.
7.    Mufassir menafsirkan ayat secara global dan ringkas sehingga mudah dipahami.

c.       Contoh Tafsir Ijmali
تفسير سورة التين  ١-٦
أَقْسم الله بالتين والزيتون، وهما من الثمار المشهورة، وأقسم بجبل «طور سيناء» الذي كلَّم الله عليه موسى تكليمًا، وأقسم بهذا البلد الأمين من كل خوف وهي «مكة» مهبط الوحي. لقد خلقنا الإنسان في أحسن صورة، ثم رددناه إلى النار إن لم يطع الله، ويتبع الرسل، لكن الذين آمنوا وعملوا الأعمال الصالحة لهم أجر عظيم غير مقطوع و لا منقوص.
التفسير الميسر لشيخ عبد الجليل بن عيسى

d.      Contoh kitab tafsir dengan metode tafsir ijmali :
1.      Tafsir Kalaam Al Mannaan karangan Abdurrahman bin Sa’ad
2.      Taisir fii Ahaaditsi  tafsir karangan Muhammad Al Makky An Nasiry
3.      Tafsir Al Muyassar karangan Syaikh Abdul Jalil Isa
4.      Tafsir Al Ajzaa’ Al ‘Asyroh Al ‘Uulaa
5.      Tafsir Jalalain karangan karya Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin Asy-Syuyuthi
6.      Tafsir Ibnu Abbas karangan Abdullah bin Abbas radhiyallahu ‘anhu
7.      Mushaf Ash Shahabah Li Kalimatil Qur’an karangan Abdullah ‘Ulwan.
8.      Taisiru Kariim Ar Rahman karangan Abdurrahman As-Sa’di.
9.      Al-Mushaf Al-Mufassar karangan ustadz Muhammad Farid Wajdi.
10.  At-Tafsir Al Wadhih karangan DR. Muhammad Mahmud Hijazi.

3.    Tafsir Muqoron (Komparasi)

a.       Definisi
Metode penafsiran dengan mengumpulkan ayat-ayat Al Qur’an yang masih satu tema dengan ayat-ayat Al Qur’an lainnya, atau dengan hadits nabi, atau dengan qoul shahabat, atau dengan tabi’in, atau dengan pendapat para mufassir, atau dengan kitab samawi lainnya kemudian di bandingkan antara keduanya, dikemukakan dalil dan hujjahnya kemudian ditarjih.

b.      Macam-macam tafsir dengan metode muqoron :
1.      Membandingkan nash-nash Al Qur’an dengan nash-nash Al Qur’an lainnya.
2.      Membandingkan nash-nash Al Qur’an dengan hadits nabi.
3.      Membandingkan nash-nash Al Qur’an dengan qoul shahabat.
4.      Membandingkan nash-nash Al Qur’an dengan qoul tabi’in.
5.      Membandingkan nash-nash Al Qur’an dengan kitab samawi.
6.      Membandingkan nash-nash Al Qur’an dengan pendapat serta perkataan para mufassir yang berbeda-beda kemudian mentarjihnya.
Diantara mufassir yang pertama kali menggunakan metode ini adalah Ibnu Jarir Ath Thabari.

c.       Contoh tafsir muqoron
تفسير سورة التين و الزيتون
-     قال بعضهم : عني بالتين التين الذي يؤكل, و الزيتون الزيتون الذي يعصر. (الحسن)
-     قال أخرون التين مسجد دمشق, و الزيتون بيت المقدس. ( كعب )
-     قال أخرون التين مسجد نوح الذي بُنِيَ على الجُوْدِيْ , الزيتون مسجد بيت المقدس. و يقال التين و الزيتون و طور سينين ثلاثة مساجد بالشام ( عبد الله ابن عباس )
و الصواب من القول ذلك عندنا
-       التين التين الذي يؤكل, و الزيتون الزيتون الذي يعصر منه الزيت.
-       و إن لم يكن على صحة ذلك أنه دلالة على ظاهر التنزيل. أقسم الله التين و الزيتون و هو دمشق بها منابت التين و بيت المقدس منابت الزيتون.

4.    Tafsir Maudhu’I (Tematik)
Secara istilah, tafsir maudhu’i adalah salah satu metode tafsir dengan cara menghimpun ayat ayat al qur’an yang berbicara tentang suatu tema yang sama kemudian ditafsirkan secara keseluruhan dan disimpulkan hukum dan kandungan dari ayat tersebut.
Tafsir maudhu’I berkembang dari awal islam sampai sekarang dan memiliki beberapa bentuk. Diantaranya:

1.      Tafsir al qur’an dengan al qur’an
Yaitu menghimpun ayat ayat al qur’an yang masih satu tema, kemudian ditafsirkan dengan ayat yang lain. Inilah metode yang paling mulia dan memiliki banyak keutamaan.
Contoh: Rasullullah menafsirkan yang ada di QS. Al-An’am: 59.
وَعِنْدَهُ مَفَاتِحُ الْغَيْبِ لَا يَعْلَمُهَا إِلَّا هُوَ وَيَعْلَمُ مَا فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ وَمَا تَسْقُطُ مِنْ وَرَقَةٍ إِلَّا يَعْلَمُهَا وَلَا حَبَّةٍ فِي ظُلُمَاتِ الْأَرْضِ وَلَا رَطْبٍ وَلَا يَابِسٍ إِلَّا فِي كِتَابٍ مُبِينٍ (59)
kata مَفَاتِحُ الْغَيْبِ kemudian dijelaskan dengan QS. Luqman : 34.
إِنَّ اللَّهَ عِنْدَهُ عِلْمُ السَّاعَةِ, وَيُنَزِّلُ الْغَيْثَ, وَيَعْلَمُ مَا فِي الْأَرْحَامِ, وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ مَاذَا تَكْسِبُ غَدًا, وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ بِأَيِّ أَرْضٍ تَمُوتُ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ (34)
Tentang hal ini, dahulu para sahabat mengumpulkan ayat mutasyabih, dan mentafsirkan dengannya. Apabila terdapat masalah dalam menafsirkan, maka langsung ditanyakan kepada Rasulullaah.

2.      Tafsir ayat ahkam ( yang berisi tentang hukum hukum)
Yaitu mengumpulkan ayat ayat yang membahas tentang hukum fiqih saja tidak yang lain.
Contoh
بَابُ تَحْرِيمِ الْخِنْزِيرِ قَالَ اللَّهُ تَعَالَى :
- { إنَّمَا حَرَّمَ عَلَيْكُمْ الْمَيْتَةَ وَالدَّمَ وَلَحْمَ الْخِنْزِيرِ } البقرة : 173
- { حُرِّمَتْ عَلَيْكُمْ الْمَيْتَةُ وَالدَّمُ وَلَحْمُ الْخِنْزِيرِ } المائدة : 3
- { قُلْ لَا أَجِدُ فِيمَا أُوحِيَ إلَيَّ مُحَرَّمًا عَلَى طَاعِمٍ يَطْعَمُهُ إلَّا أَنْ يَكُونَ مَيْتَةً أَوْ دَمًا مَسْفُوحًا أَوْ لَحْمَ خِنْزِيرٍ } الأنعام : 145
خَصَّ لَحْمَ الْخِنْزِيرِ بِالنَّهْيِ تَأْكِيدًا لِحُكْمِ تَحْرِيمِهِ وَحَظْرًا لِسَائِرِ أَجْزَائِهِ ،
 فَدَلَّ عَلَى أَنَّ الْمُرَادَ بِذَلِكَ جَمِيعُ أَجْزَائِهِ وَإِنْ كَانَ النَّصُّ خَاصًّا فِي لَحْمِهِ .
Semua ayat diatas adalah sebagai ta’kid (penguat) bahwa daging babi dan semua anggota badannya hukumnya haram.
Diantara buku bukunya :
-          Al Jaami’ li Ahkaam Al Qur’an karangan Al Qurthubi
-          Ahkam Al Qur’an karangan Al Jashshosh
-          Ahkam Al Qur’an karangan Ibnu Al ‘Arobi
-          Nail Al Maroom min Tafsir Ayaat Ahkam karangan Muhammad Shiddiq Hasan dkk.

3.      Al Asybaah wa An Nadhooir ( satu kata memiliki banyak makna )
Yaitu dengan mengambil satu kata dalam Al Qur’an dan menjelaskan maknanya di ayat ayat yang lainnya. Membahas sisi bahasanya.
Contoh
بصيرة جبل
وجمعه أَجْبُل وجِبال. وقد ورد فى القرآن على عشرين وجهاً
-     جبَال المَوْج للسلامة فى حقّ نُوح، والهَلَكةِ فى حقّ المشركين من قومه {وَهِيَ تَجْرِي بِهِمْ فِي مَوْجٍ كَالْجِبَالِ}. هود : 42
-     جبل النَحْل لتحصيل العَسَل للشِّفاءِ والرّاحة {أَنِ اتَّخِذِي مِنَ الْجِبَالِ بُيُوتاً}. النحل : 68
-     المذكور لقهر المتكبّرين عن الرّعونة والتكبّر {وَلَن تَبْلُغَ الْجِبَالَ طُولاً} الإسراء : 37

كتاب بصائر ذوى التمييز فى لطائف الكتاب العزيز للفيروز ابادى
Diantara buku-bukunya :
-          Al Asybaah wa An Nadhaa’ir fii Al Qur’an Al Kariim karangan Muqotil bin Sulaiman
-          At Tashooriif karangan Yahya bin Salam
-          Bashaa’ir Dzawii At Tamyiiz fii Lathaaifi Al Kitab Al ‘Aziiz karangan Al Fairuz Abadi
-          Nuzhatu Al A’yun An Nawaadhir fii Ilmi Al Wujuuh wa An Nadhaa’ir karangan Ibnu Al Jauzi
-          Kasyfu As Saraa’ir fii Ma’rifati Al Wujuuh wa Al Asybaah wa An Nadhaa’ir karangan Ibnu Al ‘Ammad
-          Al Asybaah wa An Nadhaa’ir fii Al Alfaadz Al Qur’aniyyah allatii taroodafat mabaaniihaa wa tanawwa’at ma’aaniihaa karangan Ats Tsa’labi

4.      Ad Diroosat At Tafsiiriyyah
Dalam tafsir, para ulama tidak hanya membahas hanya sisi bahasanya, tapi mereka juga mengumpulkan dan menghimpun ayat ayat yang masih dalam satu tema untuk kemudian ditafsirkan makna dan maksud dari tema tersebut.
Mereka
a.       Mengumpulkan ayat ayat nasikh dan mansukh
b.      Mengumpulkan ayat ayat yang bertentangan
c.       Mengumpulkan ayat ayat yang mengandung permisalan
Diantara buku-bukunya :
-          An Naasikh wa Al Mansukh, Abu ‘Ubaidah Al Qosim bin Salam
-          Ta’wiil Musykili Al Qur’an, Ibnu Qutaibah
-          Amtsaal Al Qur’an, Al Mawardi
-          At Tibyaan fiii Aqsaam Al Qur’an, Ibnu Al Qoyyim
-          Majaaz Al Qur’an, Al ‘Izz bin Abdussalaam

Ø  Macam-macam tafsir tematik

a.      Pertama
Yaitu mencari suatu kata dalam Al Qur’an beserta pecahan katanya kemudian mengumpulkan ayat-ayat yang terdapat kata tersebut. Kemudian ditafsirkan maknanya.
Diantara buku-bukunya :
-     Kalimah “Al Haqq” fii Al Qur’an Al Karim karangan Syaikh Muhammad bin Abdurrahman Ar Rawi
-     Al Mustholahaat Al Arba’ah fii Al Qur’an ( Al Ilaah, Ar Rabb, Al ‘Ibadah, Ad Diin ) karangan Abul A’laa Al Maududi
-     Al Ummah fii Dalaalatiha Al ‘Arobiyyah wa Al Qu’aniyyah karangan Dr. Ahmad Hasan Farhat
-     Al Hamdu fii Al Qur’an Al Kariim karangan Dr. Muhammad Muhammad Kholifah
-     Min Mufrodaat Al Qur’aan ( Al Munaafiquun ) karangan Dr. Muhammad Jamiil Ghoozi
-     Ta’ammulaat Haula Wasaa’ili Al Idraak fii Al Qur’an ( Al Hiss, Al Aqlu, Al Qolbu, Al Lubbu, Al Fu’aadu ) karangan Dr. Muhammad Asy Syarqowi.

b.      Kedua
Pengumpulan ayat-ayat Al Qur’an yang membahas suatu masalah dengan susunan/ uslub yang berbeda yang menggunakan analisa, diskusi, dan komentar serta penjelasan hukum-hukum dalam Al Qur’an.
Diantara buku-bukunya :
-     I’jaaz Al Qur’an
-     An Naasikh wa Al Mansuukh
-     Ahkaam Al Qur’aan
-     Amtsaal Al Qur’an
-     Qashash Al Qur’aan
-     Jadal Al Qur’aan
-     Balaaghoh Al Qur’aan
-     Al Qolam fii Al Qur’aan
Di era modern sekarang, tafsir tematik merambah ke masalah sosial, ekonomi, politik dll.
Diantara buku-bukunya:
-       Aayaat Al Jihaad fii Al Qur’aan Al Kariim karangan Kamil Salamah Ad Daqsi
-       Al Maalu fii Al Qur’aan karangan Mahmud Gharib
-       Dustuur Al Akhlaaq fii Al Qur’aan karangan Dr. Muhammad Abdullah Daraz
-       At Tafsiir Al ‘Ilmii li Al Ayaat Al Kauniyyah fii Al Qur’aan Al Kariim
-       Al Qur’aan wa Ath Thibb karangan Muhammad Washfii
-       At Tarbiyyah fii Kitaabillaah karangan Mahmud Abdul Wahhab.

c.       Ketiga
Menafsirkan suatu tema tetapi terbatas pada satu surat saja. Mirip dengan macam yang kedua tapi cakupannya lebih sempit.
Seperti yang kita ketahui bahwa setiap surat dalam Al Qur’an memiliki maksud dan isi tersendiri. Adanya korelasi antar ayat dan gambaran yang jelas. Dengannya seseorang bisa mengetahui makna lebih dalam,
Diantara buku-bukunya :
-     Tashowwur Al Uluuhiyyah kamaa Tu’ridhuhu suurotu Al An’am karangan Dr. Ibrahim Al Kailani
-     Namaadziju min Al Hadhaarah Al Qur’aaniyyah fii Surah Ar Ruum karangan Dr. Abdul Mun’im Asy Syafii’
-     Qadhaayaa Al ‘Aqiidah fii Dhou’i suurah Qoof karangan Kamaal Muhammad ‘Isa
-     Qadhaayaa Al Mar’ah fii Suurah An Nisaa’ karangan Dr. Mahmud Yusuf
-     Suurah Al Waaqi’ah wa Manhajuhaa fii Al ‘Aqaa’idi karangan Mahmud Gharib

D.    KESIMPULAN DAN PENUTUP
Dapat disimpulkan bahwa metodologi penafsiran ada empat. Yaitu
1.    Tafsir Tahlili yang berarti tafsir menggunakan analisa mendetail,
2.    Tafsir Ijmali  yang berarti tafsir menggunakan pemaknaan secara global,
3.    Tafsir Muqoron yang berarti tafsir perbandingan ayat al qur’an dengan dalil yang lain,
4.    Tafsir Maudhu’i yang berarti tafsir tematik
Tiada gading yang tak kan retak. Demikian sedikit pemaparan mengenai metodologi penafsiran, yang tentunya masih jauh dari kesempurnaan. Harapan besar penulis, semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi penulis pribadi dan bagi para pembaca umumnya. Wallahua’lam Bishshawab.

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi : 3, Balai Pustaka
Dzahabi, Adz-, Dr. Muhammad Husain. At Tafsir wa Al Mufassirun, jilid: 3, Kairo: Darul Hadits, 1426 H/2005 M
Madkur, Dr Ibrahim dkk. Al Mu’jam Al Wasith, Kairo: Majma' al-Lughah al-'Arabiyyah
Rumi, Ar-, Fahd bin Abdurrahman bin Sulaiman. Buhutsun fii Ushul At Tafsir wa Manahijuhu, Maktabah At Taubah
Qathan, Al-. Mabahits fii Uluum Al Qur’an, Riyadh: Maktabah Al Ma’arif
Dari berbagai sumber internet


[1] Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi : 3, Balai Pustaka, hlm: 741
² Madkur, Dr Ibrahim dkk. Al Mu’jam Al Wasith, Kairo: Majma' al-Lughah al-'Arabiyyah, hlm: 721
³ ibid