Karena semangat lillah, kau tak kan pernah patah...

Sabtu, 24 Desember 2016

Hukum Menikahi Wanita Pezina


Hukum Menikahi Wanita Pezina
Oleh: Nikma Nurul Izzah
 
I. PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
Penulis pernah ditanya oleh teman tentang teman kami yang berzina dengan pacarnya. Kemudian pacarnya menikahinya dalam keadaan hamil. Ia bertanya : “Bolehkah menikahi wanita dalam keadaan hamil?”    

Selasa, 13 September 2016

Visi Misi Dibaik Tenarnya Drama Korea



VISI DAN MISI DIBALIK TENARNYA DRAMA KOREA


Tahun 2011 lalu, sebuah drama Korea bergenre musik dan komedi dengan judul “Dream High” sedang menggila di kalangan remaja Indonesia. Drama ini mengisahkan perjuangan anak-anak sekolah musik menggapai cita-cita menjadi seorang musisi. Terdapat seorang Go Hye Mi, pemeran utama meminta izin kepada ayahnya untuk masuk ke sekolah musik KIRIN. Sang ayah melarangnya dan menolaknya dengan kasar. Kemudian si anak mengatakan kepada ayahnya: “Ayah, ingat mathius 58:5, (dilarang menggunakan kekerasan).”

Rabu, 03 Agustus 2016

Apa itu ZUHUD ?????

Apa itu ZUHUD ?????

Muhammad bin Al Hasan (murid terdekat Imam Abu Hanifah) diminta untuk menulis buku tentang zuhud, beliau berkata, "Aku telah menulis buku tetang muamalat. (Al Hawi Al Kabir jilid V, hal 11)



"Jawaban Muhammad bin Al Hasan sangat tepat, karena orang zuhud adalah orang yang menghindari syubhat dan makruh dalam perniagaan dan muamalat. (Dr. Ibrahim Ad Duwaisy)











Kamis, 30 Juni 2016

Tipe Kepribadian Menurut Florence Littauer



TIPE KEPRIBADIAN MENURUT FLORENCE LITTAUER
BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Planet biru, indah dan menakjubkan. Itulah bumi. Di bumi inilah manusia bertempat tinggal, mengarungi kehidupan di kaki horizon langit. Bekerja demi memenuhi kebutuhan keluarga. Hiruk pikuk manusia di jalan raya, pasar-pasar, perkantoran, ladang menjadi bukti bahwa manusia adalah makhluk saling bersosialisasi. Saling berinteraksi satu dengan yang lainnya. Tak bisa hidup sendiri, pasti membutuhkan orang lain.

Menjadi Mukmin Kuat

بسم الله الرحمن الرحيم


MENJADI ORANG MUKMIN YANG KUAT[1]


الحَمْد ُلِلّٰهِ وَحْدَهُ. وَ الصَّلَاةُ وَ السَّلَامُ عَلَى رَسُوْلِ اللهِ وَ عَلَى أٰلِهِ وَ أَصْحَابِهِ وَ مَنْ وَالَاهُ. أَمَّا بَعْدُ

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

المُؤْمِنُ اْلقَوِيُّ خَيْرٌ وَ أَحَبُّ إِلَى اللهِ مِنَ اْلـمُؤْمِنِ الضَّعِيْفِ وَ فِيْ كُلٍّ خَيْرٌ, اِحْرِصْ عَلَى مَا يَنْفَعُكَ وَ اسْتَـعِـنْ بِاللهِ وَلَا تَعْجَزْ. وَ إِنْ أَصَابَكَ شَيْءٌ فَلَا تَقُلْ : لَوْ أَنِّيْ فَعَلْتُ كَذٰا وَ كَذٰا. وَ لٰكِنْ قُلْ قَدَرُ اللهِ وَ مَا شَاءَ فَعَلَ فَإِنَّ لَوْ تَفْتَحْ عَمَلَ الشَّيْطَانِ. رواه مسلم

Orang mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah daripada orang mukmin yang lemah. Namun, kedua-duanya mempunyai kebaikan. Bersungguh-sungguhlah untuk mendapatkan sesuatu yang bermanfaat bagimu dan mintalah pertolongan kepada Allah. Dan janganlah menjadi lemah. Jika engkau tertimpa musibah, maka janganlah berkata : Seandainya aku lakukan demikian dan demikian”. Akan tetapi hendaklah engkau berkata : “Ini adalah takdir Allah. Apa yang dikehendaki-Nya pasti terjadi”. Karena perkataan “seandainya” dapat membuka amal syaithon. (HR. Muslim 2664)


A.       Hakekat Iman

Iman menurut etimologi berarti membenarkan. Allah berfirman seraya menuturkan tentang saudara-saudara Yusuf bersama ayah mereka :

قَالُوا يَا أَبَانَا إِنَّا ذَهَبْنَا نَسْتَبِقُ وَتَرَكْنَا يُوسُفَ عِنْدَ مَتَاعِنَا فَأَكَلَهُ الذِّئْبُ وَمَا أَنْتَ بِمُؤْمِنٍ لَنَا وَلَوْ كُنَّا صَادِقِينَ

Mereka berkata : “Wahai ayah kami, sesungguhnya kami pergi berlomba-lomba dan kami tinggalkan Yusuf di dekat barang-barang kami lalu dia dimakan serigala. Dan kamu sekali-kali tidak akan percaya kami, sekalipun kami adalah orang-orang yang benar. (QS Yusuf)

Menurut terminologi syariat Iman adalah mengucapkan dengan lisan, meyakini dengan hati dan mengamalkan dengan anggota badan, bertambah karena ketaatan dan berkurang karena kemaksiatan. Syarh Ushulu I’tiqod Ahli Sunnah (1/151)

Allah berfirman :

إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ آمَنُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ ثُمَّ لَمْ يَرْتَابُوا وَجَاهَدُوا بِأَمْوَالِهِمْ وَأَنْفُسِهِمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ أُولَئِكَ هُمُ الصَّادِقُونَ (الحجرات : 15)

Sesungguhnya orang-orang mukmin, yang sebenarnya adalah mereka yang beriman kepada Allah da Rosul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjihad dengan harta dan jiwanya di jalan Allah. Mereka itulah orang-orang yang benar. (QS Al Hujurat : 15 )

B.       Orang Mukmin yang Kuat Lebih Baik dan Lebih Dicintai Allah

a.       Allah mencintai sebagian hamba yang dikehendakinya. Diantara yang dicintai Allah.
1.      Orang-orang yang bertaubat dan orang-orang yang suka bersuci. QS Al Baqoroh : 222
2.      Orang-orang yang bertaqwa. QS Ali Imron : 76
3.      Orang-orang yang suka berbuat kebaikan. QS Ali Imron : 134
4.      Orang-orang yang bertawakkal. QS Ali Imron : 159
5.      Orang-orang yang bersabar. QS Ali Imron : 146

b.      Kecintaan Allah kepada hamba-Nya sesuai dengan sebagian sifat-Nya. Sebagaimana Allah Maha Kuat mencintai orang mukmin yang kuat. Allah Maha Indah mencintai sesuatu yang indah.

c.       “Orang mukmin yang kuat” Maksud kuat disini adalah kuat imannya , ketaatannya kepada Allah, kuat kemauannya untuk berbuat baik dan amal sholeh. Kata “kuat” dalam hadits diatas dinisbatkan kepada kata sebelumnya yaitu “mukmin”. Jadi kalimat “orang mukmin yang kuat” maksudnya adalah kuat imannya.

Berkata An Nawawi di dalam Syarh Shohih Muslim (16/215) :

وَ اْلـمُرَادُ بِاْلقُوَّةِ هُنَا : عَـزِيْـمَةُ النَّفْسِ وَ اْلقَرِيْحَةُ فِيْ أُمُوْرِ اْلأٓخِرَةِ فَيَكُوْنُ صَاحِبُ هٰذَا اْلوَصْفِ أَكْثَرَ إِقْدَامًا عَلَى اْلعَدُوِّ فِيْ اْلجِهَادِ, وَ أَسْرَعَ خُرُوْجًا إِلَيْهِ وَ ذَهَابًا فِيْ طَلَبِهِ, وَ أَشَدَّ عَزِيْـمَةً فِيْ اْلأَمْرِ بِاْلمـَعْرُوْفِ وَ النَّهْيِ عَنِ اْلمُـنْكَرِ وَ الصَّبْرِ عَلَى اْلأَذَى فِيْ كُلِّ ذٰلِكَ, وَ احْـتِمَالِ اْلمَشَاقِ فِيْ ذَاتِ اللهِ تَعَالَى, وَ أَرْغَبُ فِيْ الصَّلَاةِ وَ الصَّوْمِ وَ اْلأَذْكَارِ وَ سَائِرِ اْلعِبَادَاتِ وَ أَنْشَطَ طَلَبًا لَـهَا فِيْ مُحَافَظَةِ عَلَيْهَا وَ نَـحَوَ ذٰلِكِ

“Yang dimaksud kuat disini adalah kuat adalah kuatnya kemauan dan yang paling semangat di dalam urusan akhirat. Makanya orang seperti ini lebih berani menghadapi musuh di medan jihad, paling cepat pergi kesana dan mencari celah untuk hal tersebut. Kuat kemauan untuk beramar ma’ruf dan nahi mungkar dan sabar menghadapi ujian karenanya. Kuat menahan keletihan di jalan Allah, paling semangat jika mengerjakan sholat, berpuasa, berdzikir, dan mengerjakan hal tersebut dan akan selalu terus menjaganya”.

Kekuatan yang disebutkan di atas akan bertambah sempurna jika didukung dengan kekuatan fisik dan kekuatan finansial sehingga kekuatan yang dimilikinya akan dimanfaatkan untuk menegakkan agama Allah . Sebaliknya, jika seseorang memiliki kekuatan fisik dan finansial, tetapi tidak mempunyai kekuatan iman dan kemauan, maka dia akan menjadi lemah. Bahkan, kekuatannya akan dimanfaatkan untuk membuat kerusakan di muka bumi.

Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu : Aku melayani Rasulullah shallaahu ‘alaihi wa sallam saat beliau singgah dan aku selalu mendengar beliau banyak berdo’a :


اللّٰهُمَّ إِنِّـيْ أَعُوْذُ بِكَ مِنَ اْلهَمِّ وَ اْلحَـزَنِ وَ اْلعَجْزِ وَ اْلكَسَلِ وَ اْلبُخْلِ وَ اْلجُبْنِ وَ ضَلَعِ الدَيْنِ وَ غَلَبَةِ الرِّجَالِ

Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari (sifat) gelisah, sedih, lemah, malas, kikir, pengecut, terlilit hutang dari kekuasaan laki-laki. HR Bukhari.

C.       Orang Mukmin (yang kuat maupun yang lemah) Lebih Baik Daripada Orang Kafir

Sabdanya : ( وَ فِيْ كُلٍّ خَيْرٌ )
“Namun kedua-duanya memiliki kebaikan”.

Maksudnya bahwa orang mukmin itu pasti mempunyai kebaikan, baik yang kuat maupun yang lemah. Secara nyata, bahwa orang mukmin yang kuat mempunyai kekuatan lebih banyak dibanding orang mukmin yang lemah. Tetapi walau demikian, orang mukmin yang lemah pun mempunyai kebaikan juga. Seperti keadaannya memperbanyak jumlah ummat islam dan memperkuat barisannya. Orang mukmin yang lemah, pasti mempunyai kelebihan di bidang lain dan orang mukmin yang lemah lebih baik dari orang kafir.

D.       Kiat-kiat Menjadi Orang Mukmin Yang Kuat

Dalam hadits di atas terdapat petunjuk tentang kiat-kiat yang harus dilakukan oleh orang mukmin agar menjadi orang mukmin yang kuat.

1.      Bersungguh-sungguh terhadap apa yang bermanfaat bagimu
Sabdanya : ( اِحْرِصْ عَلَى مَا يَنْفَعُكَ )
“Bersungguh-sungguhlah terhadap apa yang bermanfaat bagimu”.

Kebahagiaan manusia terletak pada kesungguhannya mencari sesuatu yang bermanfaat baginya di dunia maupun di akhirat. Kesungguhan disini artinya dia berusaha mengerahkan segala kekuatan dan kemampuan yang dimilikinya untuk meraih tujuan tersebut. Jika ini disalurkan pada hal-hal yang bermanfaat tentu hasilnya menjadi luar biasa.

Dengan demikian, kesempurnaan seseorang terletak pada dua hal. Pertama : pada kesungguhannya. Kedua : pada sesuatu yang bermanfaat baginya di dunia dan di akhirat.

2.      Memohon pertolongan kepada Allah

Sabdanya :      ( وَ اسْتَـعـِنْ بِاللهِ وَلَا تَعْجَـزْ )
“Dan mohonlah pertolongan kepada Allah”

Seseorang agar bisa mencapai dua hal tersebut, yaitu kesungguhannya dan di dalam mencari sesuatu yang bermanfaat di dunia dan akhirat, maka dia harus meminta tolong kepada Allah. Tanpa pertolongan-Nya, sangat susah dua hal tersebut diwujudkan di dalam diri seorang muslim. Oleh karenanya, kita selalu diwajibkan untuk memohon pertolongan tersebut, minimal 17 kali dalam sehari, yaitu ayat yang berbunyi :
إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ
Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan. QS Al Fatihah :4

Ini dikuatkan dengan hadits Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallaahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda :
   اللّٰهُمَّ لَا سَهْلَ إِلَّا مَا جَعَلْتَهُ سَهْلًا وَ أَنْتَ تَجْعَلُ اْلحَزْنَ إِذَا شِئْتَ سَهْلًا
Wahai Allah, tidak ada kemudahan kecuali sesuatu yang Engkau jadikan mudah, dan Engkau jadikan yang susah, jika Engkau menghendaki, menjadi mudah. HR Ibnu Hibban

3.      Jangan engkau menjadi lemah

Sabdanya : ( وَلَا تَعْجَزْ )
“Jangan engkau menjadi lemah”.

Maksudnya jangan engkau berpangku tangan dan menunggu nasib tanpa berusaha sedikitpun. Tetapi selalulah untuk berusaha mencari sesuatu yang bermanfaat bagimu di dunia dan di akhirat serta meminta pertolongan kepada Allah. Kalau tidak seperti itu, Anda termasuk orang yang lemah.

Allah berfirman mensifati orang yang bersabar :

  وَكَأَيِّنْ مِنْ نَبِيٍّ قَاتَلَ مَعَهُ رِبِّيُّونَ كَثِيرٌ فَمَا وَهَنُوا لِمَا أَصَابَهُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَمَا ضَعُفُوا وَمَا اسْتَكَانُوا وَاللَّهُ يُحِبُّ الصَّابِرِينَ

Dan betapa banyak nabi yang berperang didampingi sejumlah besar dari pengikut (nya) yang bertakwa ,mereka tidak (menjadi) lemah karena bencana yang menimpanya di jalan Allah, tidak patah semangat dan tidak (pula) menyerah (kepada musuh). Dan Allah mencintai orang-orang yang sabar. QS Ali Imron :146

4.      Bersabar menghadapi musibah yang menimpanya

Dalam hidup manusia senantiasa memenuhi tiga hal yaitu nikmat Allah yang diberikan kepadanya agar dia bersyukur kepada-Nya. Kedua musibah yang Allah timpakan padanya sebagai ujian agar dia bersabar. Dan dosa yang dia lakukan karena digelincirkan oleh setan agar segera bertaubat dan beristighfar. Dan barangsiapa yang telah melakukan tiga hal diatas yang dia bersyukur apabila diberi nikmat, bersabar apabila ditimpa musibah dan beristighfar apabila berbuat dosa, maka dia akan mendapatkan kebahagiaan dalam hidupnya baik di dunia maupun di akhirat.

Berkata Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu :

إِنَّ الصَّبْرَ مِنَ اْلإِيْمَانِ بِمَنْزِلَةِ الرَّأْسِ مِنَ اْلجَسَدِ ثُمَّ رَفَعَ صَوْتَهُ فَقَالَ : أَلَا إِنَّهُ لَا إِيـْمَانَ لِمَنْ لَا صَبْرَ لَـهُ

Sesungguhnya sabar bagian dari iman, diibaratkan kepala dari jasad kemudian dia meninggikan suaranya lalu berkata : ketahuillah sesungguhnya tidak ada imam bagi orang yang tidak punya kesabaran. Bashoiru Dzawit Tamyiz 3/376

Hadits di atas terdapat petunjuk bagi orang mukmin tatkala mendapatkan mendapatkan musibah seraya mengatakan :
قَدَرُ اللهِ وَ مَا شَاءَ فَعَلَ
“Ini adalah takdir Allah, dan apa yang dikehendaki-Nya pasti terjadi”.

Artinya ia tetap menjadi orang yang kuat imannya kepada Allah dan kepada takdir Allah, yang baik maupun yang buruk. Sehingga dia tidak sedih, stress dan mengumpat. Tetapi segala sesuatunya diserahkan kepada Allah. Dan apa yang dipilihkan untuknya adalah baik.

Ini sesuai dengan hadits Shuhaib bin Sinan radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

عَجَبًا لِأَمْرِ اْلـمُؤْمِنِ إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ خَيْرٌ وَلَيْسَ ذٰلِكَ لِأَحَدٍ إِلَّا لِلْمُؤْمِنِ إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ, وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ

Sungguh menakjubkan urusan orang mukmin, semua urusannya adalah baik baginya. Hal ini tidak didapatkan kecuali pada diri orang mukmin. Apabila mendapatkan kesenangan, dia bersyukur. Sebaliknya apabila tertimpa kesusahan, dia pun bersabar. Maka yang demikian itu merupakan kebaikan baginya.

E.       Intisari Hadits di atas

Sebagian ulama meringkas hadits di di atas dengan beberapa kata pepatah. Diantaranya :

لَا تَعْجَزْ عَنْ مَأْمُوْرٍ وَ لَا تَجْزَعْ مِنْ مَقْدُوْرٍ

Janganlah engkau lemah terhadap ha-hal yang diperintahkan kapadamu dan janganlah panik dengan hal-hal yang ditakdirkan atasmu.

Hal itu karena kita tidak pernah diperintahkan Allah mengerjakan sesuatu kecuali menurut kemampuan kita, dan Allah mentakdirkan sesuatu yang kita tidak bisa merubahnya. Wallahu A’lam Bishshawab.


[1] Oleh Joko Supriyanto, Pengasuh MTs Ponpes Al Ihsan Madiun